ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NEGARA
(APBN)
1. FUNGSI DAN PERAN APBN
- APBN sebagai alat mobilisasi dana investasi,
APBN di negara-negara sedang
berkembang adalah sebagai alat untuk memobilisasi dana investasi dan
bukannya sebagai alat untuk mencapai sasaran stabilisasi jangka pendek.
Oleh karena itu besarnya tabungan pemerintah pada suatu tahun sering
dianggap sebagai ukuran berhasilnya kebijakan fiskal Baik pengeluaran
maupun penerimaan pemerintah mempunyai pengaruh atas pendapatan nasional.
Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar pendapatan nasional
(expansionary), tetapi penerimaan pemerintah dapat mengurangi pendapatan
nasional (contractionary).
- APBN sebagai alat Stabilisasi
Ekonomi,
- Pemerintah
menentukan beberapa kebijaksanaan di bidang anggaran belanja dengan tujuan
mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang dalam arti bahwa pengeluaran
total tidak melebihi penerimaan total
- Tabungan
pemerintah diusahakan meningkat dari waktu ke waktu dengan tujuan agar
mampu menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan luar negeri sebagai
sumber pembiayaan pembangunan.
- Basis
perpajakan diusahakan diperluas secara berangsur-angsur dengan cara
mengintensifkan penaksiran pajak dan prosedur pengumpulannya.
- Prioritas
harus diberikan kepada pengeluaran-pengeluaran produktif pembangunan,
sedang pengeluaran-pengeluaran rutin dibatasi. Subsidi kepada
perusahaan-perusahaan negara dibatassi.
- Kebijaksanaan
anggaran diarahkan pada sasaran untuk mendorong pemanfaatan secara
maksimal sumber-sumber dalam negeri
Dampak APBN
terhadap Perekonomian
Cara untuk menggolongkan pos-pos
penerimaan dan pengeluaran yang masing-masing menghasilkan tolok ukur yang
berbeda mengenai dampak APBN nya.
Ada empat tolok ukur dampak APBN, yaitu :
Ada empat tolok ukur dampak APBN, yaitu :
1.
Saldo
Anggaran Keseluruhan
Konsep ini ingin mengukur besarnya
pinjaman bersih pemerintah dan didefinisikan sebagai :
G – T = B = Bn + Bb + Bf
Catatan :
G = Seluruh pembelian barang dan jasa (didalam maupun luar negeri), pembayaran transer dan pemberian pinjaman bersih.
T = Seluruh penerimaan, termasuk penerimaan pajak dan bukan pajak
B = Pinjaman total pemerintah
Bn = Pinjaman pemerintah dari masyarakat di luar sektor perbankan
Bb= Pinjaman pemerintah dari sektor perbankan
Bf =Pinjaman pemerintah dari luar negeri
- Jika Pemerintah tidak mengeluarkan obligasi kepada masyarakat, maka saldo anggaran keseluruhan menjadi :
G – T – B = Bb + Bf
- APBN dicatat demikian rupa sehingga menjadi anggaran berimbang :
G – T – B = 0
Sejak APBN 2000 saldo anggaran keseluruhan defisit dibiayai melalui:
a. Pembiayaan Dalam Negeri :
-Perbankan Dalam Negeri
-Non Perbankan Dalam Negeri
b. Pembiayaan Luar Negeri Bersih
-Penarikan pinjaman luar negeri (bruto)
-Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
G – T = B = Bn + Bb + Bf
Catatan :
G = Seluruh pembelian barang dan jasa (didalam maupun luar negeri), pembayaran transer dan pemberian pinjaman bersih.
T = Seluruh penerimaan, termasuk penerimaan pajak dan bukan pajak
B = Pinjaman total pemerintah
Bn = Pinjaman pemerintah dari masyarakat di luar sektor perbankan
Bb= Pinjaman pemerintah dari sektor perbankan
Bf =Pinjaman pemerintah dari luar negeri
- Jika Pemerintah tidak mengeluarkan obligasi kepada masyarakat, maka saldo anggaran keseluruhan menjadi :
G – T – B = Bb + Bf
- APBN dicatat demikian rupa sehingga menjadi anggaran berimbang :
G – T – B = 0
Sejak APBN 2000 saldo anggaran keseluruhan defisit dibiayai melalui:
a. Pembiayaan Dalam Negeri :
-Perbankan Dalam Negeri
-Non Perbankan Dalam Negeri
b. Pembiayaan Luar Negeri Bersih
-Penarikan pinjaman luar negeri (bruto)
-Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
2. Konsep Nilai Bersih
Yang dimaksud defisit menurut konsep nilai bersih adalah saldo dalam rekening lancar APBN. Konsep ini digunakan untuk mengukur besarnya tabungan yang diciptakan oleh sektor pemerintah, sehingga diketahui besarnya sumbangan sektor pemerintah terhadap pembentukan modal masyarakat.
3. Defisit Domestik
- - Saldo anggaran keseluruhan
tidak merupakan tolok ukur yang tepat bagi dampak APBN terhadap
pereknomian dalam negeri maupun terhadap neraca pembayaran.
- - Bila G dan T dipecah menjadi
dua bagian (dalam negeri dan luar negeri)
G = Gd + Gf
T = Td + Tf, maka persamaan (2) di atas menjadi
(Gd – Td) + (Gf – Tf) = + Bf
(Gd – Td) = dampak langsung putaran pertama terhadap PDB
(Gf – Tf) = dampak langsaung putaran pertama terhadap neraca pembayaran
4. Defisit Moneter
T = Td + Tf, maka persamaan (2) di atas menjadi
(Gd – Td) + (Gf – Tf) = + Bf
(Gd – Td) = dampak langsung putaran pertama terhadap PDB
(Gf – Tf) = dampak langsaung putaran pertama terhadap neraca pembayaran
4. Defisit Moneter
- Konsep ini banyak digunakan
dikalangan perbankan Indonesia terutama angka-angka yang mengukur defisit
anggaran belanja ini diterbitkan oleh Bank Indonesia (sebagai data
mengenai “faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar”). Defisit
dikur sebagai posisi bersih (netto) pemerintah terhadap sektor perbankan :
G – T – Gf – Gb Karena Bn = 0
- Di dalam konsep ini bantuan
luar negeri dianggap sebagai penerimaan, diperlakukan sebagai pos yang
tidak mempengaruhi posisi bersih. Bantuan luar negeri tidak dilihat
fungsinya sebagai sumber dana bagi kekurangan pembiayaan pemerintah,
tetapi sebagai pos pengeluaran yang langsung dikaitkan dengan sumber
pembiayaannya
2. STRUKTUR DAN SUSUNAN APBN
- Pendapatan Negara dan Hibah
- Penerimaan
Pajak
- Penerimaan
Bukan Pajak (PNBK)
- Belanja
Negara
- Belanja
pemerintah pusat
- Anggaran
Belanja untuk Daerah
- Keseimbangan
Primer Perbedaan Statistik
- Surplus/
Defisit Anggaran
- Pembiayaan
3. PRINSIP-PRINSIP DALAM APBN
- Prinsip
Anggaran APBN
- Prinsip
Anggaran dinamis
- Prinsip
Anggaran Fungsional
No comments:
Post a Comment