MAKALAH
Disusun oleh : Ahmad Madya Safwan Afifi
NPM :10314579
KELAS :1TA01
DOSEN :EMILIANSHAH BANOWO
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
· Latar Belakang ………………………………..1
·
Tujuan ………………………………..2
·
Manfaat ………………………………..3
BAB
II
KERANGKA TEORI
·
Definisi ……………………………….4
BAB
III
PEMBAHASAN
BAB
IV
PENUTUP
·
Kesimpulan ……………………………….9
PENDAHULUAN
·
Latar Belakang.
Merencanakan
dan mengatur keluarga adalah soal kemanusiaan yang sekarang ini sedang
diusahakan dalam pelaksanaannya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Suksesnya
suatu program keluarga berencana tergantung dari aktif atau tidaknya aktifnya
partisipasi masyarakatuntuk mensukseskan program tersebut, Pada dasarnya
pemerintah menginginkan untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke
keadaan lain yang lebih bernilai. Program keluarga berencana direncakana dalam
rangka usaha pemerintah untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas.
Agar prose situ menjangkau sasaran – sasaran perubahan keadaan yang lebih baik
dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan, di dalam melaksanakan
pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya.
Karena
dalam arti proses membangun itu menyangkut makna bahwa manusia adalah obyek
pembangunan sekaligus subyek pembangunan. Berbagai hal yang terjadi dan menjadi
pengalaman yang kurang menyenangkan sering mengakibatkan warga masyarakat
kurang mampu bersikap terbuka.berbagai hambatan dapat dialami oleh keluarga
seperti kurangnya pendidikan dan kurangnya ekonomi yang dialami setiap
keluarga.
Pada
saat sekarang ini masih banyak keluarga yang kurang memperhatikan tumbuh
kembang anak agar dapat menjadi anak yang berguna bagi nusa bangsa dan Negara.
Peran penting keluarga sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat
Indonesia, dimana sang anak dapat dibentuk sesuai karakter yang di ajarkan oleh
kedua orang tuanya agar menjadi anak yang diinginkan. Seorang anak dapat
dibentuk sejak kecil dimana sang anak baru mengenal apa yang diajarkan oleh
orang tua maupun keadaan sekitar. Tidak sedikit orang tua yang meng acuhkan
tumbuh kembang anak karna kesibukan yang di alamioleh kedua orang tuanya.
1
·
Tujuan.
Mempertimbangkan
berbagai kenyataan pahit yang kita hadapi seperti dikemukakan di atas,
pendidikan karakter merupakan langkah sangat penting dan strategis dalam
membangun kembali jati diri bangsa dan menggalang pembentukan masyarakat
Indonesia baru. Tetapi penting untuk segara dikemukakan sebagaimana terlihat
dalam pernyataan bahwa pendidikan karakter haruslah melibatkan semua
pihak; rumah tangga dan keluarga, sekolah, dan lingkungan sekolah lebih luas (masyarakat).
Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyambung kembali
hubungan dan educational networks yang nyaris terputus antara ketiga
lingkungan pendidikan ini.
Pembentukan
watak dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara ketiga
lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan harmonisasi. Tujuan
pembentukan peran keluarga yang mebangun masyarakat Indonesia berkrakter
merupakan tujuan awal seorang anak agar dapat membentuk jati diri aslinya yang
sebagaimana dari awal yang diajarkan orang tuanya.
2.
·
Manfaat.
Membangun
karakter manusia sangat penting dalam kelangsungan masyarakat Indonesia.
Terutama peran keluarga, keluarga sangat penting dalam hal seperti ini
dicontohkan dalam membangun karakter berarti mendidik. Untuk berpikir tentang
pendidikan dapat kita mudahkan dengan membuat analogi sebagaimana seorang
petani yang hendak bertanam di ading. Anak yang akan dididik dapat diibaratkan
sebagai tanah, isi pendidiklah sebagai bibit atau benih yang hendak ditaburkan,
sedangkan pendidik diibaratkan sebagai petani. Untuk mendapatkan tanaman yang
bagus, seorang petani harus jeli menentukan jenis dan kondisi lahan, kemudian
menentukan jenis bibit yang tepat, serta cara yang tepat, setelah
mempertimbangkan saat yang tepat pula untuk menaburkan bibit. Setelah selesai
menabur, petani tidak boleh diam, tetapi harus memelihara, danmerawatnya jangan
sampai kena hama pengganggu.
Oleh
sebab itu keluarga sangat penting dalam peranan ini. Masyarakat Indonesia
sangatlah membutuhkan pembentukan karakter agar menjadi masyarakat yang baik
dan benar. Masih banyak sekali masyarakat yang tidak dibentuk karakternya sejak
lahir oleh keluarganya.
3.
KERANGKA
TEORI
·
Definisi.
Pembentukan karakter
yang dibuat oleh keluarga berawal sejak manusia beranjak dewsa dimana manusia
mulai menjadi orang yang mengerti bahwa pentingnya memiliki karakter dalam diri
sendiri.Anak adalah individu yang unik. Banyak yang menagatakan bahwa anak adalah
miniatur dari orang dewasa. Padahal mereka betul - betul unik. Mereka belum
banyak memiliki sejarah masa lalu. Pengalaman mereka sangat terbatas.
Di sinilah peran orang tua maupun keluarga yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya. Apabila dikaitkan dengan hak-hak anak. Tugas dan tanggung jawab orang tua antara lain :
1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2. Memelihara kesehatan anak.
3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4. Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak.
Atas dasar itu orang tua yang bijaksana ankan mengajak anak sejak dini untuk berinteraksi denagn lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan niali-nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain.
Di sinilah peran orang tua maupun keluarga yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya. Apabila dikaitkan dengan hak-hak anak. Tugas dan tanggung jawab orang tua antara lain :
1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2. Memelihara kesehatan anak.
3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4. Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak.
Atas dasar itu orang tua yang bijaksana ankan mengajak anak sejak dini untuk berinteraksi denagn lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan niali-nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain.
4.
PERAN
KELUARGA DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERKARAKTER.
Membicarakan
kelangsungan hidup dimuka bumi ini adalah membicarakan manusia, karena manusia merupakan
makhluk paling dominan dalam kehidupan dan lebih khusus untuk kelangsungan
hidup masa dengan tergantung pada anak sebagai generasi penerus. Anak merupakan
bagian dari generasi muda, penerus cita-cita dan perjuangan bangsa. Disamping
itu anak merupakan sumber daya manusia yang perlu mendapatkan perhatian dan
perlindungan dari berbagai ancaman dan gangguan agar supaya hak-haknya tidak
terabaikan.
1.
Peran keluarga dalam Pembentukan
karakter.
Keluarga
dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak. Dari pihak
keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan.
Anak yang belum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa
yangdikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.
Anak-anak
akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci
dapat berkembang segara optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja
lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah,
media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan
karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa yang
berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak
mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan
karakter merupakan ”PR” yang sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih
melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta kenyataan
bahwa manusia tidak secara alamiah (spontan) tumbuh menjadi manusia yang
berkarakter baik, hal itu merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan
masyarakat.
5.
a.
Keluarga
sebagai Tempat Pertama Pendidikan Karakter Anak
Bagi
seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB (dalam Megawangi, 2004),
fungsi utama keluarga adalah”sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan
mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat
menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan
lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga, sejahtera”.
Menurut
pakar pendidikan, William Bennett keluarga merupakan tempat yang paling awal
dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan
Kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat,
keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan
sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki
kegagalan-kegagalannya.
Dari
paparan ini dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan utama
bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan
karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di
luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam
membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak
berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa
karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.
b.
Pola
Asuh Anak di Keluarga
Keberhasilan
keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat
tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola
asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua
yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain)
dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta
sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup
selaras dengan lingkungannya dengan kata lain,
6.
pola
asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka
pendidikan
karakter anak. Jadi gaya yang diprankan orang tua dalam mengembangkan karakter
anak sangat penting, apakah ia otoriter, demokratis atau permisif.
Dari
paparan di atas jelas bahwa jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada
anaknya sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak. Kesalahan
dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter
yang baik.
c.
Nilai
Karakter yang Penting Harus Ditanamkan dalam Keluarga
Ruang
lingkup nilai karakter yang semestinya dikembangkan di lingkungan keluarga
menurut Ratna Megawangi adalah sebagai berikut:
a.
Cinta
Tuhan dan segenap ciptaanNya
b.
Tanggung
jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
c.
Kejujuran
d.
Hormat
dan Santun
e.
Dermawan,
Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
f.
Percaya
Diri, Kreatif dan Pekerja keras
g.
Kepemimpinan
dan Keadilan
h.
Baik
dan Rendah Hati
i.
Toleransi,
Kedamaian dan Kesatuan
j.
4K
( kebersihan, kesehatan, kerapian dan keamanan)
Sedangkan
menurut sumber dari Balitbang, Kementerian Pendidikan Nasional, bahwa ruang
lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus dikembangkan
di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:
a.
Religius:
Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agamadianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b.
Jujur:
Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orangselalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
7.
c.
Toleransi:
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
d.
Disiplin:
Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e.
Kerja
Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f.
Kreatif:
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g.
Mandiri:
Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h.
Demokratis:
Cara berfikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama Hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i.
Rasa
Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatuyang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j.
Semangat
Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.
k.
Cinta
Tanah Air: Cara berfikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l.
Menghargai
Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/Komuniktif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
n.
Cinta
Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o.
Peduli
Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
p.
Peduli
Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
q.
Tanggung-jawab:
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
8.
KESIMPULAN.
Keluarga adalah lingkungan yang
pertama dan utama dikenal oleh anak, jadi dalam lingkungan keluargalah watak
dan kepribadian anak akan dibentuk yang sekaligus akan mempengaruhi
perkembangannya di masa depan. Seperti menjadi masyarakat yang akan ikut
berpartisipasi dalam kegiata social. Peran keluargalah yang mampu membentuk
manusia untuk membangun sebuah karakter tersendiri.
Di mata anak, orang tua (ayah ibu)
adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya. Oleh sebab
itu, ayah ibu harus mampu memberi contoh yang baik pada anak-anaknya, memberi
pengasuhan yang benar serta mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dalam batasan yang
wajar.
Dengan memainkan peranan yang benar
dalam mendidik dan mengasuh anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara
optimal. Dan yang tidak kalah pentingnya, anak akan tumbuh menjadi anak yang
berkarakter tidak mudah larut oleh budaya buruk dari luar serta menjadi anak
yang berkepribadian baik sebagai aset generasi penerus bangsa di masa depan.
9.
No comments:
Post a Comment